1. pengorbanan demi meraih ridho Allah
Orang-orang yang besar rela dikorbankan di jalan Allah Yang Mahabesar, karena mereka menjual dirinya secara tunai dan menerima pembayaran arwahnya di majelis transaksi atas dasar perjanjian
111. Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar. (QS. At-Taubah: 111 )
Adapun orang –orang yang merugi, maka jiwa mereka dicabut dengan paksa. Mereka tidak mau melakukan pengorbanan karena imbalannya ditangguhkan dan transaksi tanpa saksi. Tertulis di dalamnya:
3. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).
(QS. Al-Hijr[13]: 3)
Adapun ’Umar bin khatab alias Abu Hafah, penghulu para syaikh dan pujaan hati para pemuda, kedatangan kematiannya saat shubuh agar bertambaha basar pahalanya dan memulai harinya di surga seiring dengan hembusan angin pagi hari,dan agar dia bersiap-siap menerima sambutan penghormatannya sesudah kematiannya datang melalui ujung pisau belati, maka memancarlah darahnya mengukir kalimah Laa ilaaha ilallah.
Darahnya mengalir membasahi mihrab masjid, menebarkan bau harum bak kesturi, dan menetes bagaikan cairan emas.
Alangkah baiknya engkau
Tiap tetes air mata orang muslim
menghormati darahmu di malam mihrab
Tiada mata sesudah matamu di waktu Dhuha
melainkan terbelalak kaget, kemudian menagis
Al-Faruq melakukan hajinya, lalu ia berada di Abtah: “ Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu mati syahid di jalanmu dan kebumikan di negri Rasul-Mu.” Allah pun memperkenankan do’anya dan dierinya dikorbankan demi meraih keridhoan-Nya.
Alangkah indahnya kematia diantara mimbar dan Raudah. Dia mengumandangkan bacaan Al-Qur’an dalam shalatnya, kemudian terdiam dan maut datang merobek kulitnya, lau istrinya menangisinya. Kebahagiaan Islam dikafankan di dalam kain kafannya dan keadilan agama Islam ini ikut serta dibawa olehnya bersama kapur barusnya.
Wahaii pemilik cemeti yang mengusir rasa kantik dari mata para penghianat yang melanggar janji!
Wahai pemilik baju yamg tambal-sulam yang dunia ini menjadai tiada harganya di mata orang ahli ibadah!
Demi Allah, sesungguhmya engkau menjadi karangan bunga yang dikalungkan di leher keadilan dan menjadi bukti yang diriwayatkan di majelis-majelis pengajian malam bagi para pionir keberanian dan kepahlawanan dan kepahlawanan.
Siapa lagi yang menjadi pusat perhatian pandangan mata
Dan menjadi pujaan hati
Dia kini mejadi tubuh yang dibalut oleh kain kafannya. Semoga rahmat Allah dilimpahkan kepada jasad tersebut.
Wahai pemilik baju yamg tambal-sulam yang dunia ini menjadai tiada harganya di mata orang ahli ibadah!
Demi Allah, sesungguhmya engkau menjadi karangan bunga yang dikalungkan di leher keadilan dan menjadi bukti yang diriwayatkan di majelis-majelis pengajian malam bagi para pionir keberanian dan kepahlawanan dan kepahlawanan.
Siapa lagi yang menjadi pusat perhatian pandangan mata
Dan menjadi pujaan hati
Dia kini mejadi tubuh yang dibalut oleh kain kafannya. Semoga rahmat Allah dilimpahkan kepada jasad tersebut.
12. Dan dia memberi balasan kepada mereka Karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,
13. Di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. ( QS. Al-Insaan[76]: 12-13)
2. Beriman kepada takdir Allah
Dalam sebuah hadist disebutkan :” kami tidak pernah mengatakan kecuali apa yang membuat Rabbku ridha.”
Anda menanggung tugas yang suci, yakni tunduk dan pasrah pada saat Anda dihadapkan pada takdir agar hasil yang diperoleh menjadi kemaslahatan, dan akibat baiknya juga untuk Anda sendiri. Sebab dengan kesediihan seperti ini Anda akan terhindar dari kerugian di hari ini dan kebangkitan di masa yang akan datang.
Seorang penyair mengatakan,
Tatkala kulihat uban tampak pada bagian depan kepala dan pusaran kepala,
kukatakan selamat datang wahai uban
Walaupun aku khawatir, jika kupenuhi salamku maka dia akan menyimpang dariku,
dan sebenarnya aku juga ingin dia menyimpang
Namun jika telah datang sebuah cobaan, jiwaku merasa lapang
karena suatu hari nanti bencana akan hilang juga
Tatkala kulihat uban tampak pada bagian depan kepala dan pusaran kepala,
kukatakan selamat datang wahai uban
Walaupun aku khawatir, jika kupenuhi salamku maka dia akan menyimpang dariku,
dan sebenarnya aku juga ingin dia menyimpang
Namun jika telah datang sebuah cobaan, jiwaku merasa lapang
karena suatu hari nanti bencana akan hilang juga
Satu-satunya jalan adalah anda harus beriman kepada takdir Allah, sebab takdir pasti akan diberlakukan walaupun anda mengelupas diri dan keluar dari baju anda.
Orang-orang yang mengangkat panji hidayah rabbaniyah pada masa-masa awal dakwah Rasullulah adalah juistru para budak, orang-orang miskin, dan tidak beruntung. Sebaliknya, orang-orang yang menentang keimanan yang kudus itu adalah orang yang terrpandang dan punya kedudukan terhormat.
Orang-orang yang mengangkat panji hidayah rabbaniyah pada masa-masa awal dakwah Rasullulah adalah juistru para budak, orang-orang miskin, dan tidak beruntung. Sebaliknya, orang-orang yang menentang keimanan yang kudus itu adalah orang yang terrpandang dan punya kedudukan terhormat.
Bacalah firman-firman Allah dibawah ini,
* Karena mereka menda’wakan Allah yang Maha Pemurah mempunyai anak. (Qs. Maryam: 91)* Dan mereka berkata: “Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak- anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab. (Qs. Saba :35)
* Dan Demikianlah Telah kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang Kaya itu) berkata: “Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?” (Allah berfirman): “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?” (Qs. Al-An’am: 53)
* Dan orang-orang kafir Berkata kepada orang-orang yang beriman: “Kalau sekiranya di (Al Quran) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya. dan Karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya Maka mereka akan berkata: “Ini adalah dusta yang lama”. (Qs. Al-Ahqaf:11)
* Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu”. (Qa. Al-’Araf: 76)
* Dan mereka berkata: “Mengapa Al Quran Ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?”
* Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami Telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (Qs. Az-zukhuf: 31-32).
Saya menjadi teringat dengan sebuah bait syair yang pernah dikatakan oleh Antarah saat dia memberitahukan kepada kita bahwa harga dirinya terletak pada karakter dan kebaikannyabukan pada asal usul dan garis keturunannya. Katanya,
Jika aku seorang hamba, mak aku adalah tuan dalam derma
Atau jika aku berkulit hitam, tapi akhlakku berwarna putih.
Wallahu ’Alam bishawab.
0 komentar:
Posting Komentar