Senin, 21 September 2009

Nilai-nilai pendidikan dalam Haji


Ibadah haji adalah membuat keputusan untuk mengunjungi tempat yang suci. Disebut demikian karena kaum muslimin minimal sekali seumur hidupnya sedapat mungkin membuat keputusan untuk mengunjungi tanah suci, khususnya mekkah dan sekitarnya guna menunaikan rukin islam yang kelima.
Dalam melaksanakan ibadah haji, terkandung banyak nilai – nilai pendidikan didalamny. Bila kita melihatnya dari sisi pelaksanaan haji itu sendiri, maka kita dapat menagkap nilai pendidikan dari istilah – istilah penting dalam haji, diantaranya:

Pertama, ibadah haji dimulai dengan niat sambil menanggalkan pakaian biasa dan mengenakan pakaian ihram. Tak dapat disangkal bahwa pakaian menurut kenyataannya dan juga menurut Alqur’an berfungsi sebagai pembeda antara seseorang atau sekelompok dengan lainnya. Pembedaan tersebut dapat mengantar kepada perbedaan status sosial, ekonomi atau profesi. Pakaian juga dapat memberi pengaruh psikologis pada pemakainya. Itulah makanya, di Miqat, tempat di mana ritual ibadah haji dimulai, perbedaan dan pembedaan tersebut harus ditanggalkan. Semua harus memakai pakaian yang sama. Pengaruh-pengaruh psikologis dari pakaian harus ditanggalkan, hingga semua merasa berada dalam satu kesatuan dan persamaan. Dengan mengenakan dua helai pakaian berwarna putih – putih, sebagaimana yang akan yang akan membalut tubuhnya ketika ia mengakhiri perjalanan hidup di dunia ini. Seseorang yang melaksanakan ibadah haji akan dipengaruhi jiwanya oleh pakaian ini, ia juga seharusnya juga merasakan kelemahan dan merasakan keterbatasannya serta pertanggung jawaban yang akan ditunaikannya kelak di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, yang di sisi-Nya tiada perbedaan antara seseorang dengan yang lain, kecuali atas dasar pengabdian kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah :
Artinya : Barang siapa mengharap perjumpaan dengan tuhannya, maka hendaklah ia beramal shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannnya. (QS Al - Kahfi : 110)


Kedua, dengan dikenakannya pakaian ihram, maka sejumlah larangan harus diindahkan oleh pelaku ibadah haji. Misalnya, larangan menyakiti binatang, membunuh, menumpahkan darah, dan mencabut pepohonan. Mengapa? Karena manusia berfungsi memelihara makhluk-makhluk Tuhan dan memberinya kesempatan seluas mungkin mencapai tujuan penciptaannya. Tidak diperbolehkan juga menggunakan wangi-wangian, bercumbu atau kawin, dan berhias supaya setiap peserta haji menyadari bahwa manusia bukan hanya materi semata-mata, pun bukan pula birahi. Hiasan yang dinilai Tuhan adalah hiasan rohani. Dilarang pula menggunting rambut, kuku, supaya masing-masing menyadari jati dirinya dan menghadap pada Tuhan sebagaimana apa adanya.
Ketiga, Ka’bah yang dikunjungi mengandung pelajaran amat berharga dari segi kemanusiaan. Di sana, misalnya, ada Hijr Ismail yang arti harfiahnya adalah pangkuan Ismail. Di sanalah Ismail a.s. putra Ibrahim a.s., pembangun Ka’bah ini pernah berada dalam pangkuan Ibunya yang bernama Hajar, seorang wanita hitam yang miskin dan bahkan budak, yang konon kuburannya pun di tempat itu. Namun demikian, budak wanita ini ditempatkan Tuhan di sana dan peninggalannya diabadikan untuk menjadi pelajaran bahwa Allah SWT memberi kedudukan untuk seseorang bukan karena keturunan atau status sosialnya, tapi karena kedekatannya kepadaNya dan usahanya untuk berhijrah dari kejahatan menuju kebaikan, dari keterbelakangan menuju peradaban.
Keempat, setelah selesai melakukan tawaf yang menjadikan pelakunya larut dan berbaur bersama manusia-manusia lain, serta memberi kesan kebersamaan menuju satu tujuan yang sama yakni berada dalam lingkungan Allah SWT, dilakukanlah sa’i. Di sini muncul lagi Hajar, wanita bersahaja yang diperistri Nabi Ibrahim a.s. itu, diperagakan pengalamannya mencari air untuk putranya. Keyakinan wanita ini akan kebesaran dan kemahakuasaan Allah sedemikian kokoh. Terbukti, jauh sebelum peristiwa pencaharian ini, ketika ia bersedia ditinggal (Ibrahim) bersama anaknya di suatu lembah yang tandus, keyakinannya yang begitu dalam tak menjadikannya sama sekali berpangku tangan menunggu turunnya hujan dari langit, tapi ia berusaha dan berusaha berkali-kali mondar-mandir demi mencari air. Hajar memulai usahanya dari bukit Shafa yang arti harfiahnya adalah “kesucian dan ketegaran” - sebagai lambang bahwa mencapai kehidupan harus dengan usaha yang dimulai dengan kesucian dan ketegaran - dan berakhir di Marwa yang berarti “ideal manusia, sikap menghargai, bermurah hati dan memaafkan orang lain.”
Kalau tawaf menggambarkan larut dan meleburnya manusia dalam hadirat Ilahi, atau dalam istilah kaum sufi al-fana’ fi-Allah, maka sai’ menggambarkan usaha manusia mencari hidup. Thawaf dan sa’i melambangkan bahwa kehidupan dunia dan akhirat merupakan sutu kesatuan dan keterpaduan. Dengan tawaf, disadarilah tujuan hidup manusia. Sedangkan ditunaikannya sa’i menggambarkan tugas manusia sebagai “upaya semaksimal mungkin.” Hasil usaha pasti akan diperoleh baik melalui usahanya maupun melalui anugerah Allah, seperti yang dialami Hajar bersama putranya Ismail dengan ditemukannya air Zam Zam itu. Sebagaimana Allah berfirman :
Artinya : Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi. ( QS Al- Qashash : 77).
Kelima, wukuf di Arafah. Di padang yang luas lagi gersang itu seluruh jamaah wuquf (berhenti) sampai terbenamnya matahari. Di sanalah manusia seharusnya menemukan makrifat pengetahuan sejati tentang jati dirinya, akhir perjalanan hidupnya. Di sana pula ia mesti menyadari langkah-langkahnya selama ini, sebagaimana ia menyadari pula betapa besar dan agung Tuhan yang kepadaNya bersimpuh seluruh makhluk, sebagaimana diperagakan dalam ritual thawaf di padang tersebut.
Kesadaran-kesadaran itulah yang mengantarkannya di padang Arafah untuk menjadi ‘arif atau sadar dan mengetahui. Kearifan, apabila telah menghias seseorang, maka ia akan, menurut Ibnu Sina, selalu gembira, senyum, (betapa tidak senang hatinya telah gembira sejak ia mengenal-Nya …di mana-mana ia melihat satu saja… melihat Yang Maha Suci itu, semua makhluk dipandangnya sama karena memang semua sama… sama-sama kecil dan membutuhkanNya). Ia tak akan mengintip-ngintip kelemahan atau mencari-cari kesalahan orang, ia tidak akan cepat tersinggung walau melihat yang mungkar sekalipun karena jiwanya selalu diliputi rahmat dan kasih sayang.
Keenam, dari Arafah para jamaah ke Mudzdalifah mengumpulkan senjata menghadapi musuh utama yaitu setan. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Mina dan di sanalah para Jamaah haji secara simbolis melampiaskan kebencian dan kemarahan mereka masing-masing terhadap musuh yang selama ini menjadi penyebab segala kegetiran yang dialaminya.
Adakah makna yang lebih agung berkaitan dengan pengamalan kemanusiaan dalam mencari kehidupan duniawi melebihi makna-makna yang tersirat dalam pelaksanaan haji?
Salah satu bukti yang jelas tentang keterkaitan ibadah haji dengan nilai-nilai pendidikan bagi manusia adalah isi khutbah Nabi Muhammad SAW pada haji wada’ (haji perpisahan) yang intinya menekankan: persamaan; keharusan memelihara jiwa, harta dan kehormatan orang lain; dan larangan melakukan penindasan atau pemerasan terhadap kaum lemah baik di bidang ekonomi maupun fisik.
Read rest of entry

Rabu, 16 September 2009

Biochemical Oxygen Demand

Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD)

merupakan ukuran yang seringkali dipakai untuk mengukur kualitas lingkungan hidup,

dalam hal ini air. Kedua ukuran tersebut digunakan untuk memantau kualitas air dengan

melihat kadar oksigen yang terkandung di dalamnya. Apabila kadar oksigen dalam air

menurun sebagai akibat penggunaan zat organik yang berlebih, bisa dikatakan kualitas

air menurun. Terganggunya kualitas air ditandai dengan perubahan warna, bau dan rasa,

serta yang paling parah adalah terganggunya biota yang ada dalam ekosistem air.


Penjelasan dari kedua indicator itu sendiri adalah sebagai berikut:



Biochemical Oxygen Demand (BOD) adalah kebutuhan oksigen yang terlarut

dalam air buangan yang mengandung senyawa kimia organic (karbon, hydrogen,

nitrogen, belerang). Pada umumnya proses penguraian senyawa organic terjadi

secara sempurna pada temperatur 20ocelsius dan dalam tempo 5 hari. Satuan BOD

dinyatakan dalam milligram per liter (mg/lt) atau milligram per kilogram (mg/kg).



Chemical Oxygen Demand (COD) adalah kadar oksigen yang terlarut dalam air

limbah yang diperlukan untuk menguraikan zat organic tertentu secara kimia karena

sukar dihancurkan secara oksidasi. Oleh karenanya dibutuhkan bantuan reaksi

oksidator yang kuat menjadi suasana asam. Nilai COD selalu lebih besar daripada

nilai BOD

manfaat eceng gondok untuk penjernihan limbah cair industri

(1) jumlah eceng gondok efektif dalam menurunkan kadar BOD sebesar 89,616% dan COD sebesar 67,122, (2) lama perlakuan eceng gondok paling efektif dalam menurunkan kadar BOD dan COD adalah 9 hari dengan kadar BOD sebesar 35,70 mg/dl dan kadar COD sebesar 179,74. terbukti dari hasil uji DMRT menunjukkan bahwa P3T3 (eceng gondok dalam jumlah 400g dan lama perlakuan 9 hari) merupakan perlakuan optimal dalam menurunkan kadar BOD dan COD.
Read rest of entry

TUJUAN HIDUP SEORANG MUSLIM

Dunia ini adalah tujuan hidup jangka pendek, nikmatilah yang ada, namun jangan tertipu didalamnya. Janganlah menghalalkan berbagai cara dalam mencapai kebahagian dunia. Seorang muslim yang baik adalah seorang yang bisa mencapai dunianya dan akhiratnya.

Seperti sabda Rasulullah : “ Orang yang terbaik adalah orang yang pandai menyatukan dunia dan akhiratnya.” Sedangkan akhirat adalah tujuan hidup yang abadi.

Dunia dapat dicapa dengan ilmu, namun akhirat hanya dapat dicapai dengan prestasi ibadah yang ditujukan kepada Allah. Untuk mencapai dunia dan akhirat, Allah telah menunjukkan caranya yaitu dengan cara menafkahkan harta dan diri kita sendiri.

(Mutiara Ramadhan, sabtu, 30 September 2006)

[QS Attaubah : 115]

115. dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan[663] suatu kaum, sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka sehingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi[664]. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

[663] Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.

[664] Maksudnya: seseorang hamba tidak akan diazab oleh Allah semata-mata karena kesesatannya, kecuali jika hamba itu melanggar perintah-perintah yang sudah dijelaskan.
Read rest of entry

ORANG YANG DICINTAI ALLAH

Kita semua ingin dicintai oleh Allah. Tidak ada seorang pun dari kita yang ingin dimurkai oleh Allah. Jika dibenci Allah kemana lagi kita akan memijakkan kaki lagi?
3 macam orang yang dicintai oleh Allah :
1. Orang yang ringan tangan
Tidak perlu kita harus kaya untuk bersedekah. Kalau kita belajar untuk miskin maka kita adlaah juara miskin itu. Kalau kita belajar untuk kaya maka kita adalah juara kaya tersebut. Jika kita ingin menjadi ringan tangan maka kita harus merasakan penderitaan mereka.

2. Orang yang rendah hati
Semakin kaya manusia mka semakin rendah hatilah dia. Kesombongan adalah suatu ketidakmampuan orang terhadap sesuatu dalam melaksanakannya.

3. Orang yang bertaubat
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Tapi kalau dia beriman pada Allah maka dia tidak akan mengulanginya lagi. Allah lebih mencintai pemuda yang bertaubat , tapi jika orang tua yang bertaubat sudahlah terlihat biasa-biasa saja.
(Mutiara Ramadhan, Senin, 2 Oktober 2006)
Read rest of entry

MENGOBATI PENYAKIT DZOHIR DAN PENYAKIT BATHIN

Kesehatan menjadi salah satu modal dalam beribadah. Manusia terdiri dari 2 elemen pokok, yaitu jasmani dan rohani. Kebalikan dari sehat adalah sakit. Menurut Imam Al-Ghozali penyakit itu dibagi menjadi 2 :
1. Penyakit dzohir
Penyakit ini banyak ahli atau dokternya sepertiahli penyakit jantung, limfa, bengkak, dll. Penyakit ini hanya kita yang bisa tahu.


2. Penyakit batin
Penyakit ini ahlinya hanya Agama dan kemauan yang kuat untuk menyembuhkan diri seperti riya, hasud, dendam, dll. Penyakit ini orang lain dapat mengetahuinya. Penyakit ini merusak dan menghancurkan “dunia”.
Imam Al-ghozali berkata: “ Apabila kita bersungguh-sungguh dalam mengobati penyakit dzohir, maka lebih bersungguhlah dalam mengobati penyakit batin.” Ketika puasa, kesehatan jasmani terjaga kesehatan rohani pun dihiasi dengan amal. Dengan berpuasa timbul sikap jujur, ikhlas, tawadhu, serta lainnya.
Sabda Rasulullah “ Puasalah kamu, niscaya kamu akan sehat (jasmani dan rohani). Apabila sehat rohani dan jasmani kita akan seimbang menjalani hidup ini.
(Mutiara Ramadhan, Ahad, 1 Oktober 2006)
Read rest of entry

Rabu, 12 Agustus 2009

Perangkap Syaitan


Dalam sebuah kitab, dikisahkan bahwa Nabi Adam as bertanya kepada Allah swt, “Ya Allah, Engkau benar-benar telah menguasakannya atas aku, oleh itu tidak mungkin aku dapat menolaknya melainkan dengan pertolongan Engkau.”
Lalu Allah swt berfirman, “Tidak akan dilahirkan seorang anak bagimu, melainkan aku serahkan anak itu kepada malaikat yang selalu menjaganya.”
Kemudian Nabi Adam as pun berkata lagi, “Ya Allah, tambahkanlah lagi untukku.”
Maka Allah swt kembali berfirman, “Setiap kebaikan akan dapat sepuluh kali ganda.”
Nabi Adam as berkata lagi, “Ya Allah tambahkanlah lagi untukku.”
Allah swt berfirman, “Tidak akan aku cabut taubat dari mereka(manusia)...........
selagi nyawa-nyawa mereka masih dalam tubuh mereka.”
Nabi Adam as berkata lagi, “Ya Allah tambahkanlah lagi untukku.”
Lalu Allah swt berfirman lagi yang bermaksud, “Aku akan mengampuni mereka dan aku tak peduli.”
Nabi Adam as berkata lagi, “Sekarang cukuplah untukku.”
Kemudian iblis juga bertanya kepada Allah swt, “Ya Tuhanku, Engkau jadikan di kalangan anak cucu Adam beberapa utusan dan Engkau turunkan kepada mereka beberapa kitab. Oleh itu, siapakah yang akan menjadi utusan-utusanku?”
Allah menjawab dengan firman-Nya, “Utusanmu itu ialah tukang-tukang nujum.”
Iblis bertanya lagi, “Dan apa pula yang menjadi kitabku?”
Allah swt kembali berfirman, “Kitabmu ialah tahi lalat buatan.”
Bertanya Iblis lagi, “Ya Tuhanku, apakah yang menjadi hadisku?”
Firman Allah swt, “Hadismu ialah semua kata-kata dusta dan palsu.”
Iblis bertanya lagi, “Ya Tuhanku, apakah quranku?”
“Quranmu ialah nyanyian.” Jawab Allah swt
Iblis bertanya lagi, “Siapakah yang menjadi muazzinku?”
“Muazzinmu ialah seruling.” Jawab Allah swt
Iblis bertanya lagi, “Dan apakah yang menjadi masjidku?”
“Masjidmu ialah pasar.” Firman allah swt
Bertanya lagi Iblis, “Ya Tuhanku, apakah yang menjadi rumahku?”
Allah swt kembali berfirman, “Rumahmu ialah bilik air tempat permandian.”
Iblis bertanya lagi, “Ya Tuhanku, apakah yang menjadi makananku?”
Firman Allah swt, “Makananmu ialah makanan yang tidak disebut nama asmaku.”
Iblis bertanya lagi, “Apakah yang menjadi minumanku?”
Allah swt berfirman, “Minumanmu ialah sesuatu yang memabukkan.”
Dan Iblis bertanya untuk terakhir kalinya kepada Allah swt., “Ya Tuhanku, apakah yang akan menjadi perangkapku?”
Kemudian Allah berfirman lagi, “Perangkapmu ialah perempuan.”
Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini yaitu hendaklah kita berusaha menjauhkan diri dari perangkap-perangkap iblis. Iblis senantiasa menggoda manusia dengan perangkap-perangkapnya itu. Agar tidak terjebak dalam perangkap iblis, marilah kita lebih mendekatkan diri kepada Allah swt.
Read rest of entry

12 golongan yang termasuk didoakan oleh para Malaikat


Insya Allah berikut inilah orang-orang yang didoakan oleh para malaikat :
1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”.

(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)
2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’”
(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)
3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan”
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)
4. Orang-orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf”

(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)
5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu”.

(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)
6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia’”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)
7. Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada
mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)
8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia
dapatkan’”

(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)
9. Orang-orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’”

(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)
10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur” Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa
“sunnah”

(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)
11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh”
(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)
12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada
orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain”
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Read rest of entry

Makna Kehidupan


KEHIDUPAN : Ibarat Semut, Laba-Laba dan Lebah
Tiga binatang kecil ini menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Qur’an.
An Naml [semut], Al ‘Ankabuut [laba-laba], dan An Nahl [lebah].
Semut, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti.
Konon, binatang ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun.
Padahal usianya tidak lebih dari setahun. Ketamakannya sedemikian besar
sehingga ia berusaha - dan seringkali berhasil memikul sesuatu yang lebih
besar dari tubuhnya.
Lain lagi uraian Al-Qur’an tentang laba-laba. Sarangnya adalah tempat yang
paling rapuh [ Al 'Ankabuut; 29:41], ia bukan tempat yang aman, apapun yang
berlindung di sana akan binasa.......
Bahkan jantannya disergapnya untuk dihabisi
oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling
memusnahkan. Inilah gambaran yang mengerikan dari kehidupan sejenis binatang.
Akan halnya lebah, memiliki naluri yang dalam bahasa Al-Qur’an - “atas perintah
Tuhan ia memilih gunung dan pohon-pohon sebagai tempat tinggal” [ An Nahl;
16:68]. Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar
efisen dalam penggunaan ruang. Yang dimakannya adalah serbuk sari bunga.
Lebah tidak menumpuk makanan. Lebah menghasilkan lilin dan madu yg sangat
manfaat bagi kita. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, segala yang
tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali jika
diganggu. Bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat.
Sikap kita dapat diibaratkan dengan berbagai jenis binatang ini.
Ada yang berbudaya ’semut’. Sering menghimpun dan menumpuk harta, menumpuk
ilmu yang tidak dimanfaatkan. Budaya ’semut’ adalah budaya ‘aji mumpung’.
Pemborosan, foya-foya adalah implementasinya.
Entah berapa banyak juga tipe ‘laba-laba’ yang ada di sekeliling kita. Yang hanya
berpikir: “Siapa yang dapat dijadikan mangsa”
Nabi Shalalahu ‘Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai ‘lebah’.
Sesuatu yang tidak merusak dan tidak menyakitkan :
“Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat
dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya”
Semoga kita menjadi ibarat lebah. Insya Allah!
[ Dari Lentera Hati - M. Quraish Shihab]
Read rest of entry

cerita kehidupan


KEHIDUPAN : Ibarat Semut, Laba-Laba dan Lebah
Tiga binatang kecil ini menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Qur’an.
An Naml [semut], Al ‘Ankabuut [laba-laba], dan An Nahl [lebah].
Semut, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti.
Konon, binatang ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun.
Padahal usianya tidak lebih dari setahun. Ketamakannya sedemikian besar
sehingga ia berusaha - dan seringkali berhasil memikul sesuatu yang lebih
besar dari tubuhnya.
Lain lagi uraian Al-Qur’an tentang laba-laba. Sarangnya adalah tempat yang
paling rapuh [ Al 'Ankabuut; 29:41], ia bukan tempat yang aman, apapun yang
berlindung di sana akan binasa. Bahkan jantannya disergapnya untuk dihabisi
oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling
memusnahkan. Inilah gambaran yang mengerikan dari kehidupan sejenis binatang.
Akan halnya lebah, memiliki naluri yang dalam bahasa Al-Qur’an - “atas perintah
Tuhan ia memilih gunung dan pohon-pohon sebagai tempat tinggal” [ An Nahl;
16:68]. Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar
efisen dalam penggunaan ruang. Yang dimakannya adalah serbuk sari bunga.
Lebah tidak menumpuk makanan. Lebah menghasilkan lilin dan madu yg sangat
manfaat bagi kita. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, segala yang
tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali jika
diganggu. Bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat.
Sikap kita dapat diibaratkan dengan berbagai jenis binatang ini.
Ada yang berbudaya ’semut’. Sering menghimpun dan menumpuk harta, menumpuk
ilmu yang tidak dimanfaatkan. Budaya ’semut’ adalah budaya ‘aji mumpung’.
Pemborosan, foya-foya adalah implementasinya.
Entah berapa banyak juga tipe ‘laba-laba’ yang ada di sekeliling kita. Yang hanya
berpikir: “Siapa yang dapat dijadikan mangsa”
Nabi Shalalahu ‘Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai ‘lebah’.
Sesuatu yang tidak merusak dan tidak menyakitkan :
“Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat
dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya”
Semoga kita menjadi ibarat lebah. Insya Allah!
[ Dari Lentera Hati - M. Quraish Shihab]
Read rest of entry

CINTA dan Sang Pujangga




KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak
ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya
lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada
di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan,
perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif.
Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.


MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab,
kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang
mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala
ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan
kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan
baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan
bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya.
Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan
ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan
yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau
penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar
manis baginya.


DIAM

Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam
bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan
orang. Tapi lebih dari segalanya, Diam juga bisa menunjukkan
kecintaan kita pada seseorang karena memberinya “ruang”.
Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar
menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.


KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh
untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan.
Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu
mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan
cinta. Makna kebebasan bukanlah “Kau bebas berbuat semaumu”.
Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya
kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal
yang ia putuskan atau lakukan.


KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba
tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan
juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan
penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan
suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang
keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.
TANGGAPAN POSITIF
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif
terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita
sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan
kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan
tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah
ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan
terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda.
Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu,
ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf)
adalah kado indah yang sering terlupakan.


KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran.
Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila Anda
memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado
“kesediaan mengalah”. Kesediaan untuk mengalah juga dapat
melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa
tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.


SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa.
Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa
menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam
keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang
jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk
membuka diri dengan dunia sekeliiling kita. Kapan terakhir
kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang
dikasihi?
Read rest of entry

Pengantar Parasit


Kata parasitos berarti jasad yang mengambil makanan, dan logos berarti ilmu. Berdasarkan istilah, parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk sementara ataupun tetap di dalam atau pada permukaan organisme lain untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari organisme tersebut.
Secara umum pembagian parasit berdasarkan pengelompokan tumbuhan atau binatang sebagai berikut :
  1. Zooparasit, yaitu parasit yang berupa binatang. Zooparasit dibagi menjadi 3 yaitu : protozoa, metozoa (bersel banyak) seperti cacing dan arthropoda(serangga).
  2. Fitoparasit, yaitu parasit yang berupa tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari bakteri dan fungi.
  3. Spirochaeta dan Virus.
Selain pembagian tersebut di atas, parasit dapat dibagi berdasarkan letak/ tempat
dimana parasit hidup, yaitu :
a. Endoparasit, yaitu jenis parasit yang hidup di dalam tubuh hospes.
b. Ektoparasit, yaitu jenis parasit yang hidup di luar/dipermukaan tubuh hospes.
Parasitologi yang mempelajari hubungan antara manusia dan penyebab kesakitan atau kematian bagi manusia disebut Parasitologi Kedokteran (Medical parasitologi).
Penyebab kesakitan dan kematian tersebut meliputi protozoa, helminthes (kelompok cacing), arthropoda, fungi (jamur) dan virus.
Di dalam mempelajari parasitologi terdapat istilah-istilah penting yang perlu diketahui :
  1. Simbiose, merupakan bentuk hidup bersama dua jenis organisme yang bersifat
permanen dan tidak bisa dipisahkan. Ada beberapa simbiose, yaitu :
  1. Simbiose Mutualisme, yaitu simbiose yang saling menguntungkan bagi kedua jenis organisme tersebut,
  2. Simbiose komensalisme, yaitu simbiose dimana satu pihak mendapat keuntungan
sedangkan yang lain tidak dirugikan.
  1. Simbiose parasitisme, yaitu simbiose dimana satu jenis mendapatkan makanan dan
keuntungan, sedangkan yang lain dirugikan bahkan dibunuh.
  1. Simbiose obilgat, yaitu bentuk simbiose dimana parasitnya tidak dapat hidup tanpa hospes.
  2. Simbioses fakultatif, yaitu simbiose dimana parasitnya dapat hidup walaupun tanpa hospes.
  3. Simbiose monoksen, yaitu simbiose dimana parasitnya hanya dapat hidup pada satu spesies hospes.
  4. Simbiose poliksen, yaitu simbiose yang menghinggapi lebih dari satu spesies.
  5. Simbiose, parasit pemanen, yaitu bentuk simbiose dimana parasitnya selama hidupnya tetap pada hospesnya.
  6. Simbiose parasit temporer, yaitu bentuk simbiose dimana parasit pada hospesnya hanya sewaktu-waktu
  1. Hospes, yaitu organisme yang merupakan tempat atau organisme yang dihinggapi parasit. Dikenal ada 3 jenis hospes, yaitu :
    1. Hospes Definitif, yaitu hospes dimana parasit didalamnya berkebang biak secara seksual.
    2. Hospes Intermedier (Perantara), yaitu hospes dimana parasit didalamnya menjadi bentuk infektif yang siap ditularkan kepada hospes/manusia yang lain.
    3. Hospes Reservoir, yaitu hospes yang dapat sebagai sumber infeksi bagi manusia.
  2. Vektor, yaitu binatang biasanya serangga, yang dapat menularkan parasit manusia dan binatang. Dikenal ada 2 macam vektor, yaitu vector biologic dan vector mekanik.
  3. Zoonosis, yaitu merupakan penyakit binatang yang dapat ditularkan kepada manusia.
Klasifikasi Parasit.
Parasit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
  1. Protozoa, protozoa dibagi dalam 4 kelas, yaitu : Sporozoa, Rhizopoda, Flagelata/Mastighopora, dan Ciliata.
  2. Helminthes (Helmin atau kelompok cacing), helmintes dan dibagi menjadi 2 kelas super, yaitu : Nemathelmintes, antara lain Nematoda, dan Plathelmintes (Tremathoda dan Cestoda)
  3. Fungi/Jamur.
  4. Arthropoda, diantaranya yang penting dalam bidang kesehatan, adalah kelas Hexapoda (insekta) yang terdiri dari 7 ordo. (Pembagian dan penjelasan lebih rinci tentang Arthropoda diuraikan dalam Bab XVI).
Daftar Pustaka
  1. Subiyanto, Ahmad Sultoni (1993), Kunci Determinasi Serangga. Kanisius
Yogyakarta.
  1. Baer J. G. (1967). Ecology of Animal Parasities. Illionis perss. USA Hal 1-7.
  1. Staf Pengajar Bagian Parasitologi FKUI (2000). Parasitologi Kedokteran. Ed 3.
FKUI Julianto, 343 hal.
Read rest of entry
 

My Blog List

Followers

Recommended Gadget

  • ads
  • ads
  • ads
  • ads

ikhsan_blog Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Sponsored by Blogger Template Gallery