Rabu, 12 Agustus 2009

Perangkap Syaitan


Dalam sebuah kitab, dikisahkan bahwa Nabi Adam as bertanya kepada Allah swt, “Ya Allah, Engkau benar-benar telah menguasakannya atas aku, oleh itu tidak mungkin aku dapat menolaknya melainkan dengan pertolongan Engkau.”
Lalu Allah swt berfirman, “Tidak akan dilahirkan seorang anak bagimu, melainkan aku serahkan anak itu kepada malaikat yang selalu menjaganya.”
Kemudian Nabi Adam as pun berkata lagi, “Ya Allah, tambahkanlah lagi untukku.”
Maka Allah swt kembali berfirman, “Setiap kebaikan akan dapat sepuluh kali ganda.”
Nabi Adam as berkata lagi, “Ya Allah tambahkanlah lagi untukku.”
Allah swt berfirman, “Tidak akan aku cabut taubat dari mereka(manusia)...........
selagi nyawa-nyawa mereka masih dalam tubuh mereka.”
Nabi Adam as berkata lagi, “Ya Allah tambahkanlah lagi untukku.”
Lalu Allah swt berfirman lagi yang bermaksud, “Aku akan mengampuni mereka dan aku tak peduli.”
Nabi Adam as berkata lagi, “Sekarang cukuplah untukku.”
Kemudian iblis juga bertanya kepada Allah swt, “Ya Tuhanku, Engkau jadikan di kalangan anak cucu Adam beberapa utusan dan Engkau turunkan kepada mereka beberapa kitab. Oleh itu, siapakah yang akan menjadi utusan-utusanku?”
Allah menjawab dengan firman-Nya, “Utusanmu itu ialah tukang-tukang nujum.”
Iblis bertanya lagi, “Dan apa pula yang menjadi kitabku?”
Allah swt kembali berfirman, “Kitabmu ialah tahi lalat buatan.”
Bertanya Iblis lagi, “Ya Tuhanku, apakah yang menjadi hadisku?”
Firman Allah swt, “Hadismu ialah semua kata-kata dusta dan palsu.”
Iblis bertanya lagi, “Ya Tuhanku, apakah quranku?”
“Quranmu ialah nyanyian.” Jawab Allah swt
Iblis bertanya lagi, “Siapakah yang menjadi muazzinku?”
“Muazzinmu ialah seruling.” Jawab Allah swt
Iblis bertanya lagi, “Dan apakah yang menjadi masjidku?”
“Masjidmu ialah pasar.” Firman allah swt
Bertanya lagi Iblis, “Ya Tuhanku, apakah yang menjadi rumahku?”
Allah swt kembali berfirman, “Rumahmu ialah bilik air tempat permandian.”
Iblis bertanya lagi, “Ya Tuhanku, apakah yang menjadi makananku?”
Firman Allah swt, “Makananmu ialah makanan yang tidak disebut nama asmaku.”
Iblis bertanya lagi, “Apakah yang menjadi minumanku?”
Allah swt berfirman, “Minumanmu ialah sesuatu yang memabukkan.”
Dan Iblis bertanya untuk terakhir kalinya kepada Allah swt., “Ya Tuhanku, apakah yang akan menjadi perangkapku?”
Kemudian Allah berfirman lagi, “Perangkapmu ialah perempuan.”
Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini yaitu hendaklah kita berusaha menjauhkan diri dari perangkap-perangkap iblis. Iblis senantiasa menggoda manusia dengan perangkap-perangkapnya itu. Agar tidak terjebak dalam perangkap iblis, marilah kita lebih mendekatkan diri kepada Allah swt.
Read rest of entry

12 golongan yang termasuk didoakan oleh para Malaikat


Insya Allah berikut inilah orang-orang yang didoakan oleh para malaikat :
1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”.

(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)
2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’”
(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)
3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan”
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)
4. Orang-orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf”

(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)
5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu”.

(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)
6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia’”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)
7. Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada
mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)
8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia
dapatkan’”

(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)
9. Orang-orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’”

(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)
10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur” Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa
“sunnah”

(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)
11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh”
(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)
12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada
orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain”
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Read rest of entry

Makna Kehidupan


KEHIDUPAN : Ibarat Semut, Laba-Laba dan Lebah
Tiga binatang kecil ini menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Qur’an.
An Naml [semut], Al ‘Ankabuut [laba-laba], dan An Nahl [lebah].
Semut, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti.
Konon, binatang ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun.
Padahal usianya tidak lebih dari setahun. Ketamakannya sedemikian besar
sehingga ia berusaha - dan seringkali berhasil memikul sesuatu yang lebih
besar dari tubuhnya.
Lain lagi uraian Al-Qur’an tentang laba-laba. Sarangnya adalah tempat yang
paling rapuh [ Al 'Ankabuut; 29:41], ia bukan tempat yang aman, apapun yang
berlindung di sana akan binasa.......
Bahkan jantannya disergapnya untuk dihabisi
oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling
memusnahkan. Inilah gambaran yang mengerikan dari kehidupan sejenis binatang.
Akan halnya lebah, memiliki naluri yang dalam bahasa Al-Qur’an - “atas perintah
Tuhan ia memilih gunung dan pohon-pohon sebagai tempat tinggal” [ An Nahl;
16:68]. Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar
efisen dalam penggunaan ruang. Yang dimakannya adalah serbuk sari bunga.
Lebah tidak menumpuk makanan. Lebah menghasilkan lilin dan madu yg sangat
manfaat bagi kita. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, segala yang
tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali jika
diganggu. Bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat.
Sikap kita dapat diibaratkan dengan berbagai jenis binatang ini.
Ada yang berbudaya ’semut’. Sering menghimpun dan menumpuk harta, menumpuk
ilmu yang tidak dimanfaatkan. Budaya ’semut’ adalah budaya ‘aji mumpung’.
Pemborosan, foya-foya adalah implementasinya.
Entah berapa banyak juga tipe ‘laba-laba’ yang ada di sekeliling kita. Yang hanya
berpikir: “Siapa yang dapat dijadikan mangsa”
Nabi Shalalahu ‘Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai ‘lebah’.
Sesuatu yang tidak merusak dan tidak menyakitkan :
“Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat
dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya”
Semoga kita menjadi ibarat lebah. Insya Allah!
[ Dari Lentera Hati - M. Quraish Shihab]
Read rest of entry

cerita kehidupan


KEHIDUPAN : Ibarat Semut, Laba-Laba dan Lebah
Tiga binatang kecil ini menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Qur’an.
An Naml [semut], Al ‘Ankabuut [laba-laba], dan An Nahl [lebah].
Semut, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti.
Konon, binatang ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun.
Padahal usianya tidak lebih dari setahun. Ketamakannya sedemikian besar
sehingga ia berusaha - dan seringkali berhasil memikul sesuatu yang lebih
besar dari tubuhnya.
Lain lagi uraian Al-Qur’an tentang laba-laba. Sarangnya adalah tempat yang
paling rapuh [ Al 'Ankabuut; 29:41], ia bukan tempat yang aman, apapun yang
berlindung di sana akan binasa. Bahkan jantannya disergapnya untuk dihabisi
oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling
memusnahkan. Inilah gambaran yang mengerikan dari kehidupan sejenis binatang.
Akan halnya lebah, memiliki naluri yang dalam bahasa Al-Qur’an - “atas perintah
Tuhan ia memilih gunung dan pohon-pohon sebagai tempat tinggal” [ An Nahl;
16:68]. Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar
efisen dalam penggunaan ruang. Yang dimakannya adalah serbuk sari bunga.
Lebah tidak menumpuk makanan. Lebah menghasilkan lilin dan madu yg sangat
manfaat bagi kita. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, segala yang
tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali jika
diganggu. Bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat.
Sikap kita dapat diibaratkan dengan berbagai jenis binatang ini.
Ada yang berbudaya ’semut’. Sering menghimpun dan menumpuk harta, menumpuk
ilmu yang tidak dimanfaatkan. Budaya ’semut’ adalah budaya ‘aji mumpung’.
Pemborosan, foya-foya adalah implementasinya.
Entah berapa banyak juga tipe ‘laba-laba’ yang ada di sekeliling kita. Yang hanya
berpikir: “Siapa yang dapat dijadikan mangsa”
Nabi Shalalahu ‘Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai ‘lebah’.
Sesuatu yang tidak merusak dan tidak menyakitkan :
“Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat
dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya”
Semoga kita menjadi ibarat lebah. Insya Allah!
[ Dari Lentera Hati - M. Quraish Shihab]
Read rest of entry

CINTA dan Sang Pujangga




KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak
ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya
lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada
di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan,
perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif.
Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.


MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab,
kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang
mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala
ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan
kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan
baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan
bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya.
Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan
ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan
yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau
penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar
manis baginya.


DIAM

Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam
bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan
orang. Tapi lebih dari segalanya, Diam juga bisa menunjukkan
kecintaan kita pada seseorang karena memberinya “ruang”.
Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar
menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.


KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh
untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan.
Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu
mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan
cinta. Makna kebebasan bukanlah “Kau bebas berbuat semaumu”.
Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya
kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal
yang ia putuskan atau lakukan.


KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba
tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan
juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan
penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan
suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang
keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.
TANGGAPAN POSITIF
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif
terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita
sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan
kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan
tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah
ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan
terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda.
Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu,
ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf)
adalah kado indah yang sering terlupakan.


KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran.
Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila Anda
memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado
“kesediaan mengalah”. Kesediaan untuk mengalah juga dapat
melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa
tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.


SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa.
Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa
menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam
keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang
jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk
membuka diri dengan dunia sekeliiling kita. Kapan terakhir
kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang
dikasihi?
Read rest of entry

Pengantar Parasit


Kata parasitos berarti jasad yang mengambil makanan, dan logos berarti ilmu. Berdasarkan istilah, parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk sementara ataupun tetap di dalam atau pada permukaan organisme lain untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari organisme tersebut.
Secara umum pembagian parasit berdasarkan pengelompokan tumbuhan atau binatang sebagai berikut :
  1. Zooparasit, yaitu parasit yang berupa binatang. Zooparasit dibagi menjadi 3 yaitu : protozoa, metozoa (bersel banyak) seperti cacing dan arthropoda(serangga).
  2. Fitoparasit, yaitu parasit yang berupa tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari bakteri dan fungi.
  3. Spirochaeta dan Virus.
Selain pembagian tersebut di atas, parasit dapat dibagi berdasarkan letak/ tempat
dimana parasit hidup, yaitu :
a. Endoparasit, yaitu jenis parasit yang hidup di dalam tubuh hospes.
b. Ektoparasit, yaitu jenis parasit yang hidup di luar/dipermukaan tubuh hospes.
Parasitologi yang mempelajari hubungan antara manusia dan penyebab kesakitan atau kematian bagi manusia disebut Parasitologi Kedokteran (Medical parasitologi).
Penyebab kesakitan dan kematian tersebut meliputi protozoa, helminthes (kelompok cacing), arthropoda, fungi (jamur) dan virus.
Di dalam mempelajari parasitologi terdapat istilah-istilah penting yang perlu diketahui :
  1. Simbiose, merupakan bentuk hidup bersama dua jenis organisme yang bersifat
permanen dan tidak bisa dipisahkan. Ada beberapa simbiose, yaitu :
  1. Simbiose Mutualisme, yaitu simbiose yang saling menguntungkan bagi kedua jenis organisme tersebut,
  2. Simbiose komensalisme, yaitu simbiose dimana satu pihak mendapat keuntungan
sedangkan yang lain tidak dirugikan.
  1. Simbiose parasitisme, yaitu simbiose dimana satu jenis mendapatkan makanan dan
keuntungan, sedangkan yang lain dirugikan bahkan dibunuh.
  1. Simbiose obilgat, yaitu bentuk simbiose dimana parasitnya tidak dapat hidup tanpa hospes.
  2. Simbioses fakultatif, yaitu simbiose dimana parasitnya dapat hidup walaupun tanpa hospes.
  3. Simbiose monoksen, yaitu simbiose dimana parasitnya hanya dapat hidup pada satu spesies hospes.
  4. Simbiose poliksen, yaitu simbiose yang menghinggapi lebih dari satu spesies.
  5. Simbiose, parasit pemanen, yaitu bentuk simbiose dimana parasitnya selama hidupnya tetap pada hospesnya.
  6. Simbiose parasit temporer, yaitu bentuk simbiose dimana parasit pada hospesnya hanya sewaktu-waktu
  1. Hospes, yaitu organisme yang merupakan tempat atau organisme yang dihinggapi parasit. Dikenal ada 3 jenis hospes, yaitu :
    1. Hospes Definitif, yaitu hospes dimana parasit didalamnya berkebang biak secara seksual.
    2. Hospes Intermedier (Perantara), yaitu hospes dimana parasit didalamnya menjadi bentuk infektif yang siap ditularkan kepada hospes/manusia yang lain.
    3. Hospes Reservoir, yaitu hospes yang dapat sebagai sumber infeksi bagi manusia.
  2. Vektor, yaitu binatang biasanya serangga, yang dapat menularkan parasit manusia dan binatang. Dikenal ada 2 macam vektor, yaitu vector biologic dan vector mekanik.
  3. Zoonosis, yaitu merupakan penyakit binatang yang dapat ditularkan kepada manusia.
Klasifikasi Parasit.
Parasit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
  1. Protozoa, protozoa dibagi dalam 4 kelas, yaitu : Sporozoa, Rhizopoda, Flagelata/Mastighopora, dan Ciliata.
  2. Helminthes (Helmin atau kelompok cacing), helmintes dan dibagi menjadi 2 kelas super, yaitu : Nemathelmintes, antara lain Nematoda, dan Plathelmintes (Tremathoda dan Cestoda)
  3. Fungi/Jamur.
  4. Arthropoda, diantaranya yang penting dalam bidang kesehatan, adalah kelas Hexapoda (insekta) yang terdiri dari 7 ordo. (Pembagian dan penjelasan lebih rinci tentang Arthropoda diuraikan dalam Bab XVI).
Daftar Pustaka
  1. Subiyanto, Ahmad Sultoni (1993), Kunci Determinasi Serangga. Kanisius
Yogyakarta.
  1. Baer J. G. (1967). Ecology of Animal Parasities. Illionis perss. USA Hal 1-7.
  1. Staf Pengajar Bagian Parasitologi FKUI (2000). Parasitologi Kedokteran. Ed 3.
FKUI Julianto, 343 hal.
Read rest of entry

LANGKAH LANGKAH MENCAPAI RIDHO ALLAH

Berbagai macam cara untuk mendapat ridho Allah diantaranya:

1. pengorbanan demi meraih ridho Allah

Orang-orang yang besar rela dikorbankan di jalan Allah Yang Mahabesar, karena mereka menjual dirinya secara tunai dan menerima pembayaran arwahnya di majelis transaksi atas dasar perjanjian

111. Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar. (QS. At-Taubah: 111 )

Adapun orang –orang yang merugi, maka jiwa mereka dicabut dengan paksa. Mereka tidak mau melakukan pengorbanan karena imbalannya ditangguhkan dan transaksi tanpa saksi. Tertulis di dalamnya:

3. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).
(QS. Al-Hijr[13]: 3)

Adapun ’Umar bin khatab alias Abu Hafah, penghulu para syaikh dan pujaan hati para pemuda, kedatangan kematiannya saat shubuh agar bertambaha basar pahalanya dan memulai harinya di surga seiring dengan hembusan angin pagi hari,dan agar dia bersiap-siap menerima sambutan penghormatannya sesudah kematiannya datang melalui ujung pisau belati, maka memancarlah darahnya mengukir kalimah Laa ilaaha ilallah.
Darahnya mengalir membasahi mihrab masjid, menebarkan bau harum bak kesturi, dan menetes bagaikan cairan emas.

Alangkah baiknya engkau
Tiap tetes air mata orang muslim
menghormati darahmu di malam mihrab
Tiada mata sesudah matamu di waktu Dhuha
melainkan terbelalak kaget, kemudian menagis

Al-Faruq melakukan hajinya, lalu ia berada di Abtah: “ Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu mati syahid di jalanmu dan kebumikan di negri Rasul-Mu.” Allah pun memperkenankan do’anya dan dierinya dikorbankan demi meraih keridhoan-Nya.
Alangkah indahnya kematia diantara mimbar dan Raudah. Dia mengumandangkan bacaan Al-Qur’an dalam shalatnya, kemudian terdiam dan maut datang merobek kulitnya, lau istrinya menangisinya. Kebahagiaan Islam dikafankan di dalam kain kafannya dan keadilan agama Islam ini ikut serta dibawa olehnya bersama kapur barusnya.

Wahaii pemilik cemeti yang mengusir rasa kantik dari mata para penghianat yang melanggar janji!
Wahai pemilik baju yamg tambal-sulam yang dunia ini menjadai tiada harganya di mata orang ahli ibadah!
Demi Allah, sesungguhmya engkau menjadi karangan bunga yang dikalungkan di leher keadilan dan menjadi bukti yang diriwayatkan di majelis-majelis pengajian malam bagi para pionir keberanian dan kepahlawanan dan kepahlawanan.
Siapa lagi yang menjadi pusat perhatian pandangan mata
Dan menjadi pujaan hati
Dia kini mejadi tubuh yang dibalut oleh kain kafannya. Semoga rahmat Allah dilimpahkan kepada jasad tersebut.

12. Dan dia memberi balasan kepada mereka Karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,

13. Di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. ( QS. Al-Insaan[76]: 12-13)
2. Beriman kepada takdir Allah

Dalam sebuah hadist disebutkan :” kami tidak pernah mengatakan kecuali apa yang membuat Rabbku ridha.”
Anda menanggung tugas yang suci, yakni tunduk dan pasrah pada saat Anda dihadapkan pada takdir agar hasil yang diperoleh menjadi kemaslahatan, dan akibat baiknya juga untuk Anda sendiri. Sebab dengan kesediihan seperti ini Anda akan terhindar dari kerugian di hari ini dan kebangkitan di masa yang akan datang.
Seorang penyair mengatakan,
Tatkala kulihat uban tampak pada bagian depan kepala dan pusaran kepala,
kukatakan selamat datang wahai uban
Walaupun aku khawatir, jika kupenuhi salamku maka dia akan menyimpang dariku,
dan sebenarnya aku juga ingin dia menyimpang
Namun jika telah datang sebuah cobaan, jiwaku merasa lapang
karena suatu hari nanti bencana akan hilang juga

Satu-satunya jalan adalah anda harus beriman kepada takdir Allah, sebab takdir pasti akan diberlakukan walaupun anda mengelupas diri dan keluar dari baju anda.
Orang-orang yang mengangkat panji hidayah rabbaniyah pada masa-masa awal dakwah Rasullulah adalah juistru para budak, orang-orang miskin, dan tidak beruntung. Sebaliknya, orang-orang yang menentang keimanan yang kudus itu adalah orang yang terrpandang dan punya kedudukan terhormat.

Bacalah firman-firman Allah dibawah ini,
* Karena mereka menda’wakan Allah yang Maha Pemurah mempunyai anak. (Qs. Maryam: 91)

* Dan mereka berkata: “Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak- anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab. (Qs. Saba :35)

* Dan Demikianlah Telah kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang Kaya itu) berkata: “Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?” (Allah berfirman): “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?” (Qs. Al-An’am: 53)

* Dan orang-orang kafir Berkata kepada orang-orang yang beriman: “Kalau sekiranya di (Al Quran) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya. dan Karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya Maka mereka akan berkata: “Ini adalah dusta yang lama”. (Qs. Al-Ahqaf:11)

* Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu”. (Qa. Al-’Araf: 76)

* Dan mereka berkata: “Mengapa Al Quran Ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?”

* Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami Telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (Qs. Az-zukhuf: 31-32).
Saya menjadi teringat dengan sebuah bait syair yang pernah dikatakan oleh Antarah saat dia memberitahukan kepada kita bahwa harga dirinya terletak pada karakter dan kebaikannyabukan pada asal usul dan garis keturunannya. Katanya,
Jika aku seorang hamba, mak aku adalah tuan dalam derma
Atau jika aku berkulit hitam, tapi akhlakku berwarna putih.
Wallahu ’Alam bishawab.
Read rest of entry
 

My Blog List

Followers

Recommended Gadget

  • ads
  • ads
  • ads
  • ads

ikhsan_blog Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Sponsored by Blogger Template Gallery